Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

CONTOH PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM)


    Program Kreativitas Mahasiswa


    KOTORAN TERNAK SEBAGAI PUPUK ORGANIK DAN SUMBER ENERGI

    OLEH: I WAYAN ARDIKA

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    PENDAHULUAN

    Makin tingginya ketergantungan masyarakat terhadap pupuk anorganik dan bahan bakar minyak untuk kebutuhan rumah tangga, membuat harga pupuk anorganik dan bahan bakar minyak makin meresahkan masyarakat, terutama sekali masyarakat yang tinggal dipedesaan. Selain itu dalam dunia pertanian kita, penggunaan pupuk organik sering tidak mendapatkan perhatian yang serius dari para petani, seiring perkembangan ilmu dan teknologi disadari dampak yang terjadi akibat penggunaan pupuk anorganik sangat tampak pada perubahan ekosistem yang ada. Perubahan ekosistem mendasar dapat kita lihat mulai dari kondisi tanah yang mulai menandus, serta tanaman gulma yang semakin subur. Hal ini berawal dari adanya anggapan bahwa semakin banyak memberi pupuk anorganik semakin subur tanah yang diberi dan semakin bagus hasil yang di peroleh. Ternyata anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dicari sumber-sumber alternatif agar produksi pertanian tetap dapat dipertahankan, dan kebutuhan bahan bakar dapat dipenuhi tanpa merusak lingkungan (ekosistem).

    Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat untuk mengatasi hal tersebut. Namun sampai saat ini pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk belum dilakukan oleh petani secara optimal, terkecuali di daerah-daerah sentra produk sayuran seperti Bangli, Bedugul dan daerah lain yang merupakan sentra sayuran. Sedangkan didaerah-daerah yang banyak ternak seperti di daerah Jembrana dan Nusa Penida Bali, kotoran ternak banyak yang tertumpuk di sekitar kandang dan belum banyak yang dimanfaatkan sebagai sumber pupuk Apalagi pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber bahan bakar dalam bentuk gas bio dan biorang. Teknologi dan produk tersebut merupakan hal baru bagi masyarakat, petani dan peternak kita.

    Disamping itu, tingginya harga BBM sudah mulai memberi dampak yang mengkhawatirkan. Kebanyakan masyarakat kembali pada pemanfaatan kayu sebagai sumber bahan bakar. Jika hal ini berlangsung lama, akan menimbulkan masalah baru yaitu pembabatan hutan sehingga dikawatirkan dapat merusak lingkungan. Dalam hal ini pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber energi (bahan bakar) merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan minyak tanah dan kayu untuk keperluan rumah tangga. Dari kotoran ternak dapat dihasilkan 2 jenis bahan bakar yaitu gas bio dan biorang dalam bentuk arang. 

    Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu: (1) mengapa kotoran ternak belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat?, (2) bagaimana proses pemanfaatan kotoran ternak menjadi pupuk organik yang baik?, (3) bagaimanakah cara pengolahan kotoran ternak menjadi bio gas dan biorang?

    TUJUAN

    Tujuan dari penulisan Karya Ilmiah ini yaitu: (1) untuk mengetahui mengapa kotoran ternak belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyrakat, (2) untuk mengetahui proses pemanfaatan kotoran ternak menjadi pupuk organik yang baik, (3) untuk mengetahui cara pengolahan kotoran ternak menjadi bio gas dan biorang.

    METODE

    Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, penulis harus dapat memilih metode yang tepat. Metode merupakan salah satu hal yang penting dalam penulisan yang bersifat ilmiah. Nawawi Hadar (1998;141) mengatakan bahwa metode adalah cara yang sistematis digunakan untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, metode adalah sebuah cara atau langkah-langkah tertentu yang sistematis untuk menyusun karya ilmiah secara teliti terhadap suatu masalah yang dibahas.

    Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode kajian pustaka, yaitu metode yang menggunakan pencarian dan pengumpulan data dengan membaca berbagai buku dan dengan bantuan internet mengenai masalah yang terkait.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh jasad renik atau mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Misalnya kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau. Dalam dunia pertanian, penggunaan pupuk kandang atau organik sering tidak mendapatkan perhatian yang serius dari para petani. Namun seiring perkembangan ilmu dan teknologi, disadari atau tidak dampak yang terjadi akibat penggunaan pupuk anorganik sangat tampak pada perubahan ekosistem yang ada. Perubahan ekosistem dapat kita lihat mulai dari kondisi tanah yang mulai menandus, serta tanaman gulma yang semakin subur. Hal ini terjadi akibat adanya anggapan bahwa semakin banyak memberi pupuk anorganik semakin subur tanah dan semakin bagus hasil yang di peroleh. Ternyata anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Maka dari itu penggunaan pupuk kandang atau organik sekarang mulai di soroti dan dikembangkan secara modern.

    Bahan organik dan pupuk kandang adalah bahan-bahan yang berasal dari limbah tumbuhan atau hewan atau produk sampingan seperti pupuk kandang ternak atau unggas, jerami padi yang dikompos atau residu tanaman lainnya, kotoran pada saluran air, bungkil, pupuk hijau, dan potongan leguminosa. Namun pada karya tulis ini, kami hanya akan menyoroti pemanfaatan bahan organik/pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak, yaitu kotoran sapi, dan apa saja kegunaan dari kotoran sapi itu.

    Pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber pupuk organik sangat mendukung usaha pertanian tanaman sayuran. Namun dari sekian banyak kotoran ternak yang terdapat di daerah sentra produksi ternak, banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal, sebagian diantaranya terbuang begitu saja. Sehingga sering merusak lingkungan akibat menghasilkan bau yang tidak sedap. Satu ekor sapi dewasa dapat menghasilkan 23 sampai 59 kg kotoran tiap harinya. Pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak dapat menghasilkan beberapa unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman, seperti terlihat pada tabel 1.

    Tabel. 1 Kandungan unsur hara pada pupuk kandang 

    Jenis ternak
    Unsur hara (kg/ton)
    N
    P
    K

    Sapi perah
    Sapi potong
    Domba
    Unggas

    22,0
    26,2
    50,6
    65,8

    2,6
    4,5
    6,7
    13,7

    13,7
    13,0
    39,7
    12,8


    Disamping menghasilkan unsur hara, pupuk kandang juga menghasilkan sejumlah unsur hara mikro seperti Fe, Zn, Bo, Mn, Cu, dan Mo. Yang berfungsi meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan kadar bahan organik tanah, menyediakan hara mikro, dan memperbaiki struktur tanah. Penggunaan bahan-bahan ini juga dapat meningkatkan pertumbuhan mikroba dan perputaran hara dalam tanah. Jadi dapat dikatakan bahwa, pupuk kandang ini dapat dianggap sebagai pupuk alternatif untuk mempertahankan produksi tanaman.

    Walaupun kotoran sapi sudah mengandung unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan, tetapi masih perlu diproses agar unsur hara yang terkandung tidak cepat hilang. Misalnya dengan mencampur kotoran ternak dengan daun-daunan atau bahan organik lainnya, kemudian ditempatkan pada suatu wadah atau ditutup dengan plastik yang tebal dan ditutup rapat hingga sinar matahari tidak dapat masuk ke dalamnya. Dengan demikian unsur hara akan bertambah dan tetap terjaga, hingga suatu ketika jika diperlukan siap untuk dipakai.

    Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketika kita memberi pupuk pada tanaman, ketika kita menggunakan pupuk organik kita harus selalu menimbun pupuk dalam tanah agar tidak terlalu keras terkena sinar matahari, sehingga unsur haranya tidak menguap.

    Masalah pemanfaatan kotoran sapi masih kurang dapat dirasakan, tingginya harga BBM sudah mulai memberi dampak yang mengkhawatirkan. Kebanyakan masyarakat kembali pada pemanfaatan kayu sebagai sumber bahan bakar. Jika hal ini berlangsung lama, akan menimbulkan masalah baru yaitu pembabatan hutan sehingga dikawatirkan dapat merusak lingkungan. Dalam hal ini pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber energi (bahan bakar) merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan minyak tanah dan kayu untuk keperluan rumah tangga. Dari kotoran ternak dapat dihasilkan 2 jenis bahan bakar yaitu gas bio dan biorang dalam bentuk arang.

    Untuk mengolah kotoran sapi menjadi biogas, dibutuhkan alat yang bernama starter. Alat itu diletakan di atas bak kotoran sapi yang berukuran relatif, sesuai dengan besar penampungan kotoran sapi tersebut,. bak itu berfungsi sebagai reactor biogas. Kotoran ternak yang sudah diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 1 ½ itu akan menghasilkan Gas bio dari hasil fermentasi kotoran ternak dengan bakteri metanogenesis selama empat hari dalam keadaan an-aerobik (tanpa oksigen).. Proses ini terjadi pada dua tahap yaitu tahap aerobik dan tahap an-aerobik. Proses aerobik masih membutuhkan O2 dan hasil prosesnya berupa CO2. Proses ini berakhir bila O2 dalam ruangan habis. Dalam keadaanan an-aerobik terbentuk gas metan. Setelah empat hari, alat bernama starter akan menyala sebagai penanda gas mulai keluar. Selanjutnya gas ditampung dalam sebuah tabung yang disebut reaktor plastik Gas yang sudah terbentuk inilah nantinya akan dialirkan ketempat pembakaran (kompor). Untuk pembuatan gas bio, kotoran ternak harus tersedia secara berkelanjutan. Pembuatan gas bio hanya bisa dilakukan oleh petani yang mempunyai ternak minimal dua ekor. Jadi pembuatan gas bio untuk bahan bakar sangat efektif dilakukan diderah-daerah yang banyak ternak. Energi alternatif ini kini sudah menjadi pemandangan lumrah di Dusun Dangder, Desa Sukamaju dan Kampung Pasekon, Kecamatan Sukalarang, Sukabumi Jawa Barat. Lebih dari 30 kepala keluarga di setiap desa tersebut telah memanfaatkan biogas sebagai bahan bakar untuk memasak kebutuhan sehari-hari mereka. Warga bisa memasak selama tiga hingga empat jam perhari selama seminggu, jauh lebih irit dibandingkan penggunaan tiga liter minyak tanah untuk satu hari.

    Penggunaan energi alternatif ini (Bio Gas) juga memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan bakar lain. Seperti yang di ungkapkan Aisyah Aminah, warga pengguna biogas ini, menceritakan cerita menarik sejak menggunakan biogas. "Menggunakan biogas tidak mengotori alat-alat dapur, apinya sangat lembut dibandingkan dengan menggunakan elpiji. Jadi tidak takut meledak. Bahkan anak-anak juga bisa menggunakannya,” ungkapnya.

    Selain penghasil gas bio, kotoran ternak juga dapat menghasilkan biorang. Penggunaan kotoran ternak sebagai bahan pembuatan biorang tidak saja merupakan cara pemanfaatan energi yang lebih baik tetapi juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh kotoran ternak. Pembuatan biorang berbeda dengan pembuatan biogas. Pembuatan biorang dilakukan dengan merubah kotoran ternak dalam bentuk cetakan dengan menggunakan alat cetak. Cetakan yang sudah terbentuk dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah kering, cetakan tersebut dimasukkan ke dalam alat pemanas. Alat pemanas diletakkan diatas kompor atau tungku. Setelah cetakan berubah jadi arang yang ditandai dengan habisnya asap yang keluar pada tempat pemanas. Lalu alat pemanas di buka dan cetakan yang masih membara disemprot dengan air. Cetakan yang sudah menjadi arang ini dapat dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak atau kebutuhan rumah tangga. Kelebihan biorang dari arang kayu biasa adalah : (1) dapat menghasilkan panas pembakaran yang tinggi, (2) asap yang dihasilkan sedikit, (3) bentuknya lebih seragam karena pembuatannya dengan dicetakkan mempergunakan alat, (4) tampilan arangnya lebih menarik, (5) pembuatan bahan baku dari bahan yang tidak menimbulkan masalah dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan, (6) kedua jenis bahan bakar ini yaitu bio gas dan biorang pada kondisi tertentu dapat menggantikan fungsi minyak tanah dan kayu bakar sebagai sumber energi bahan bakar untuk keperluan rumah tangga.

    SIMPULAN

    Berdasarkan pembahasan di atas dapat diambil simpulan yaitu : (1) dalam dunia pertanian penggunaan kotoran ternak belum dimanfaatkan secara maksimal karena masyarakat masih sangat tergantung pada pupuk anorganik tanpa melihat dampak negatif yang ditimbulkan pada lingkungan (ekosistem), (2) kotoran ternak dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang baik karena memiliki beberapa unsur hara, (3) dari kotoran ternak dapat dihasilkan dua jenis bahan bakar yaitu gas bio dan biorang dalam bentuk arang. Gas bio dihasilkan dari fermentasi kotoran ternak yang melalui dua tahap yaitu: (1) tahap aerobik, dimana dalam tahap ini masih membutuhkan O2 dan menghasilkan CO2. Jika O2 telah habis maka proses ini akan berakhir, (2) Tahap an-aerobik, dalam proses ini akan dihasilkan gas metan yang bisa langsung dipakai dalam proses pembakaran. Perlu diingat dalam pembuatan gas bio, kotoran ternak harus tersedia secara berkelanjutan. Selain dapat menghasikan gas bio, kotoran ternak juga dapat menghasilkan biorang. Pembuatan biorang tidak saja merupakan cara pemanfaatan energi yang lebih baik tetapi juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh kotoran ternak. Pembuatannya pun berbeda dengan pembuatan biogas. Dimana pembuatan biorang dilakukan dengan merubah kotoran ternak dalam bentuk cetakan dengan menggunakan alat cetak. Cetakan yang sudah terbentuk dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah kering, cetakan tersebut dimasukkan ke dalam alat pemanas. Alat pemanas diletakkan diatas kompor atau tungku. Setelah cetakan berubah jadi arang yang ditandai dengan habisnya asap yang keluar pada tempat pemanas. Lalu alat pemanas di buka dan cetakan yang masih membara disemprot dengan air. Cetakan yang sudah menjadi arang ini dapat dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak atau kebutuhan rumah tangga. Kelebihan biorang dari arang kayu biasa yaitu: (1) dapat menghasilkan panas pembakaran yang tinggi, (2) asap yang dihasilkan sedikit, (3) bentuknya lebih seragam karena pembuatannya dengan dicetakkan mempergunakan alat, (4) tampilan arangnya lebih menarik, (5) Pembuatan bahan baku dari bahan yang tidak menimbulkan masalah dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan, (6) kedua jenis bahan bakar ini yaitu bio gas dan biorang pada kondisi tertentu dapat menggantikan fungsi minyak tanah dan kayu bakar sebagai sumber energi bahan bakar untuk keperluan rumah tangga.

    DAFTAR PUSTAKA

    Badudu, JS dan Sultan Zain. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
    http://insidewinme.blogspot com. 2007. teknik pembuatan pupuk organik.
    http://www.isroi.wordpress.com/2008, pupuk organik-pupuk hayati-pupuk kimia.
    http://www.disnaksumber.org/indek.php?/2006, Ridwan.. Kotoran Ternak,
    http://www.yanti_parta.co.id/2009, desa pengguna bio gas

    Post a Comment for "CONTOH PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM) "