Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pembelajaran Berdiferensiasi (Rangkuman Materi Modul 2.1 Guru Penggerak)

    Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

    Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas guna memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa.

    Namun demikian, pembelajaran berdiferensiasi tidaklah harus mengajar dengan 28 metode berbeda untuk 28 siswa. Bukan juga guru harus menambah jumlah soal bagi siswa yang lebih cepat dari yang lain. Bukan juga guru harus mengumpulkan murid yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan juga memberikan tugas yang berbeda untuk setiap siswa. 

    Pembelajaran berdiferensiasi juga dapat diartikan sebagai serangkaian keputusan masuk akal yang dibuat oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan murid. Adapun keputusan-keputusan dimaksud, yaitu:

    1. Kurikulum yang mempunyai tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.
    2. Cara guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.
    3. Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang mengundang siswa untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran.
    4. Manajemen kelas yang efektif
    5. Penilaian yang berkelanjutan.
    Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar siswa dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. 

    Memetakan Kebutuhan Belajar Murid

    Untuk mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid, maka guru dapat mengelompokkan menjadi 3 aspek, yaitu:
    1. Kesiapan belajar murid (Kapasitas untuk menguasai materi baru sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya)
    2. Minat Murid (Menimbulkan keingintahuan murid)
    3. Profil Belajar Murid (murid bekerja dengan cara yang mereka sukai)

    Kesiapan Belajar Murid

    Diagnotis Kesiapan Belajar

    Contoh 1.
    Pada Pelajaran Bahasa Indonesia, Pak Made ingin mengajar membuat karangan berbentuk narasi. Pak Made kemudian melakukan penilaian diagnostik. Ia kemudian menemukan ada 3 kelompok siswa di kelasnya, yaitu:
    • Kelompok A: Murid yang mempunyai keterampilan menulis dengan stuktur yang baik dan mempunyai suku kata yang cukup kaya, serta mandiri dan percaya diri dalam bekerja.
    • Kelompok B: Murid yang mempunyai keterampilan menulis dengan stuktur yang baik, tetapi kosakatanya terbatas.
    • Kelompok C: Murid yang belum mempunyai keterampilan menulis dengan stuktur yang baik dan kosakatanya pun terbatas.

    Contoh Pemetaan Kebutuhan belajar Murid berdasarkan Kesiapan Belajar

    contoh pemetaan kesiapan belajar murid

    Tombol-tombol equalizer dapat mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan belajar murid. Adapun perspektif kontinum tersebut diantaranya:
    1. Bersifat mendasar-bersifat transformatif
    2. Konkret-Abstrak
    3. Sederhana-kompleks
    4. Terstruktur-open ended
    5. Tergantung-mandiri
    6. Lambat-Cepat

    Minat Murid

    Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah terhadap suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.

    Tujuan Pembelajaran Berbasis Minat
    Adapun tujuan pembelajaran berbasis minat, yaitu:
    1. Membantu siswa menyadari bahwa ada kesamaan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar
    2. Mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran
    3. Menggunakan keterampilan yang dikenal siswa sebagai jembratan untuk mempelajari keterampilan baru yang kurnag dikenal oleh mereka.
    4. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
    Minat terdiri dari 2 perspektif, yaitu:
    • Minat Situasional: keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh yang dialami pada saat tertentu. Misalnya siswa yang tidak tertarik tentang binatang, tetapi karena gurunya mengajar dengan menarik dengan menggunakan media, maka siswa jadi tertarik untuk mendengarkan. 
    • Minat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu panjang dengan objek tertentu. Misalnya ada seorang anak yang memang suka binatang, ketika gurunya menjelaskan dengan kurang menarik, anak ini tetap memperhatikan dnegan baik.
    Minat merupakan salah satu motivator siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Untuk itu, guru hendaknya dapat memperhatikan kedua perspektif tersebut dalam merancang dan melaksanakan pembelajarannya.

    Cara Menarik Minat Belajar Murid

    Adapun beberapa cara untuk menarik minat belajar murid, yaitu:
    1. Menciptakan situasi pembelajaran yang menarik minat siswa (misalnya dengan humor)
    2. Menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid
    3. Menyampaikan manfaat dari apa yang dipelajari siswa
    4. Mengajak siswa untuk memecahkan suatu masalah.

    Contoh Pemetaan Kebutuhan belajar Murid berdasarkan Minat Murid

    Ibu Wayan memberikan tugas tentang teks prosedural. Ia memberikan tugas kepada siswa untuk membuat teks prosedural sesuai dengan minat masing-masing.

    Profil Belajar Murid

    Profil belajar mengacu pada bagaimana cara terbaik seorang individu untuk belajar. Tujuan mengetahui profil belajar murid adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efesien.
    Faktor-Faktor yang mempengaruhi profil belajar, yaitu:
    1. Preferensi terhadap lingkungan belajar (misalnya suhu ruangan, tingkat cahaya, tingkat kebisingan, dll)
    2. Pengaruh budaya
    3. Preferensi gaya Belajar (cara murid belajar); ada 3, yaitu visual (Melihat), Auditori (mendengar), dan kinestetik (sambil melakukan)
    4. Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk

    Contoh Pemetaan Kebutuhan belajar Murid berdasarkan Profil Belajar Murid

    Pak Nyoman akan mengajar IPA dengan tujuan siswa dapat mendemonstrasikan tentang habitat makhluk hidup. Berdasarkan hasil diagnotis awal, Ia mengetahui bahwa sebagian mempunyai gaya belajar visual, sebagian lagi bergaya auditori, dan kinestetik. Untuk memenuhi gaya belajar siswa-siswanya, Pak Nyoman melakukan cara-cara berikut:
    • Saat mengajar; 1) Pak Nyoman banyak menggunakan gambar saat menjelaskan, 2) Menggunakan video yang berisi penjelasan lisan, 3) Membuat beberapa sudut belajar agar siswa dapat bergerak
    • Saat memberikan tugas; Pak Nyoman memberikan kebebasan kepada siswa untuk mendemonstrasikan habitat makhluk hidup, bisa dengan gambar, rekaman wawancara, atau bermain peran.

    Cara Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Murid

    Guru dapat mengidentifikasi kebutuhan murid dengan berbagai cara, misalnya:
    1. mengamati perilaku siswanya
    2. mengidentifikasi pengetahuan awal siswa terkait dengan topik  yang akan dibahas;
    3. melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut;
    4. mendiskusikan kebutuhan murid  dengan orang tua atau wali murid;
    5. mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas;
    6. bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;
    7. membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya;
    8. berbicara dengan guru murid sebelumnya;
    9. membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini;
    10. menggunakan berbagai penilaian penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah berada dalam level yang  sesuai;
    11. melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid;
    12. mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka; dll. 
    Sumber: Modul Guru Penggerak 2.1

    I Wayan Ardika
    I Wayan Ardika Saya adalah Seorang Guru Sekolah Dasar yang bertugas di Kab. Jembrana, Bali. Melalui Blog ini, saya ingin terus belajar sambil berbagi.

    1 comment for "Pembelajaran Berdiferensiasi (Rangkuman Materi Modul 2.1 Guru Penggerak)"